Kamis, 04 April 2024

Orang Orangan

 Jadi teringat sewaktu ke kampung halaman, dan kita langsung ke belakang rumah mbah melihat indahnya sawah yang terhampar luas, pikirku waktu itu ini sawah kakek tetapi ternyata hanya sebagian.

Yang membuat aku terkejut adalah banyak dipasang orang-orangan di sawah dibuat menggunakan baju bekas dan pakai bambu dibentangkan sehingga mirip orang sedang berdiri, dan tak lupa terdapat topi bekas di ujung atas sebagai kepala.

Sejenak aku berpikir, kenapa banyak sekali orang-orangan dipasang, sewaktu kecil aku tidak faham untuk apa dipasang menggunakan tali disetiap pematang sawah bisa ada dua dan disambungkan dengan tali menuju rumah gubuk yang didirikan di tengah sawah, tempat petani berteduh, ternayata fungsinya adalah untuk manakut-nakuti burung jika dia datang untuk menyantap padi yang mulai menguning, dan bisa ratusan burung mamangsa padi-padi itu.

Sebuah alat yang sangat sederhana, sesedarhana para petani disetiap saat mereka berada, dan menggunakan alat yang seadanya fungsional dan ampuh menghalau burung-burung pipit tidak hinggap dan mamangsa padi-padi yang menguning.

Butuh kesabaran memang ketika kita ingin menjadi petani dengan kesederhanaan mereka membangun negeri sebagai tonggak atas kestabilan pangan terutama padi sebagai tanaman utama petani.

Penghargaan bagi mereka tidak dibutuhkan mereka bekerja ikhlas dengan alat sederhana bahkan sering menjadi sasaran tembak jika gagal panen, sesungguhnya bukan para petani yang menyebabkan gagal panen, tapi ada faktor-faktor lain yang membuat para petani tidak tau harus mengadu pada siapa kok bisa gagal panen.

Itulah petani kita, yang sangat sederhana dan tidak perlu publikasi tapi tetap tenang menjalankan tugasnya.

Maka contohlah mereka dalam kerja, keuletan, tahan banting, sabar, tekun, tanpa butuh penghargaan tapi tetap bekerja.

Selamat bagi petani Indonesia.

Kamis, 07 Desember 2023

PALESTINA

 1 Maret 1949

wuingggggg...wuingggggg ....... wuingggg... sirene berbunyai meraung-raung terdengar oleh seantero penduduk Yogyakarta.

tiba-tiba dor, dor, dorrrrr, tretett, tretet...tretetttt....bommmm duarrrrr...

Bunyi senapan dan bom bersahutan pertanda serangan Umum dimulai

Kita tunjukan pada dunia bahwa Indonesia masih ada

Kita tunjukan pada mereka bahwa Kami bida berjaya

Kita tunjukan pada penguasa penjajah bahwa Indonesia terus siaga mempertahankan wiyalah dari rongrongan penjajah.

Bersambung


Jumat, 24 November 2023

Terjun Tanpa Payung

Ketika terjun adalah menjatuhkan diri pada tempat yang lebih rendah.

Perlukah menyiapkan perbekalan, karena itu adalah kehandakmu.

Ketika berlari adalah cara untuk menghindar

Perlukah mempersiapkan kaki, karena kaki adalah alat untuk berlari.

              Ketika jalan itu mulai rata, maka tak perlu lagi kaki untuk meratakannya.

              Ketika terjatuh adalah sakit, maka tak perlu juga untuk terjun dengan sengaja

              Ketika angin bertiup dengan kencang, ikuti aliranya jangan kau hambat lajunya

Anginpun akan riang, menerjang kesegala arah.

Kakipun akan lari, tanpa henti walau jalan tidak rata.

Sakit pun tidak terasa, karena tapak kaki sudah tak berasa.

Terjunlah dengan tenang, karena kau sudah tau bahwa sakitnya sudah tidak terasa





Sabtu, 19 Agustus 2023

Bulan Purnama

 

Saat malam tlah tiba

Dipertengahan bulan

Muncul si bundar mempesona,

mencorong penuh sahaja,

cahanya membahana itulah bulan purnama,

Seakan menyapa pada para manusia, bahwa aku masih ada.

 

Sinarmu tulus, menembus lurus ke seluruh penjuru tanpa ragu

Cahayamu terang benderang, tanpa ada penghalang

Kemunculanmmu ditunggu para nelayan...

Kehadiranmu ditunggu para petani..

 

Tapi...

Akhir-akhir ini kemunculanmu, tak pernah nyata.

Kadang mengintip bagai sabit..

Kadang buram diterpa penghalang.

Bahkan lenyap tanpa ada kabar dan terus meratap.

Ada apa gerangan bulanku..

 

Aku malu, dengan cahayaku nampak para perompak, jawabnya

Aku malu, dengan sinarku, berkelebat para penjahat

Aku malu, dengan terangku, berbondong para garong.

 

Cahaya dan sinarku, dicipta bukan untuk para durjana pada negara.

Cahaya dan sinarku, adalah hamparan berharga untuk sesama..

 

Bukan untuk mereka para penjahat, garong, durjana yang menggasak uang negara.

Singkirkan mereka,

 penjarakan mereka,

demi kuatnya Nagara Dana Rakca.

 

Cahayaku akan bersinar terang kembali..

Sinarku menggembirakan  nelayan dan petani..

Dan NKRI maju melesat membumbng tinggi..

Berani Korupsi, Lawan...


dibacakan pada 

11 Agustur 2023

di Palangka Raya pada acara anti korupsi

Senin, 24 Juli 2023

DANDANG DIKANDAKKE KUNTUL , KUNTUL DIKANDAKE DANDANG

Pada hari ini dunia maya makin menggejala bahkan membuat setiap oran terpana atas apa yang dilihat dan terpampang di sana. Dari masalah pribadi, politik, ekonomi, bahkan mengumbar harga diri demi mendapatkan viewer dan rating dan bercuan dilakukan, dengan masif tanpa ada malu dan merasa sudah bebas sebebas bebasnya mengumbarnya, apalagi difasilitasi dengan berbagai aplikasi di gedget yang dengan muda dapat didownload pada alat komunikasi.

Maka Dandang bisa jadi Kuntul, dan Kuntul bisa jadi Dandang pada dunia maya sekarang ini, Dandang adalah jenis burung pemakan ikan disungai, biasa digunakan oleh nelayan untuk menemani mencari ikan, paruhnya panjang. Sedangkan Kuntul adalah burung yang biasa di sawah warna putih leher panjang dan pemakan katak juga ikan, beda jenis dengan Dandang.

Di dunia sosial media, sangat mungkin dan sering terjadi bahwa apa yang diungkapkan beda dengan kenyataanya, apa yang disampaikan tidak sama dengan aslinya, artinya bahwa seharusnya Dandang dibilang Kuntul, seharusnya Kuntul dibilang Dandang.

Itulah saat sekarang maka pandai pandailan dalam menerima informasi dalam dunia sekarang sebab jika salah menerima informasi maka akan membuat kita tidak tepat dalam berbuat tidak tepat dalam melakukan tindakan.

Akan tetapi ternyata ada juga yang memproduksi secara sistemis dan provokatif membuat berita yang sebetulnya Dandang dibuat dan diberitakan menjadi Kuntul, secara masif dan terus menerus diciptakan walau tidak muncul siapa pelakunya tapi jika dicermati polanya sama dan sasaranyapun sama kepada siapa mereka membuat berita Kuntul jadi Dandang, sepertinya dunia ini akan dipenuhi dengan Dandang dikatakan Kuntul dan Kuntul dikatakan Danddang, jika orang-orang baik mendiamkan saja dunia maya, dunia sosmed dipenuhi oleh informasi yang diputar balikan, tanpa ada yang muncul orang-orang yang baik bermain juga di dunia maya.

Ibarat sebuah pabrik, memproduksi Dandang menjadi Kuntul itu macam sudah menjadi mata pencaharian, sehingga para pekerja yang berada di pabrik tersebut sudah tercuci otaknya, sudah tidak normal lagi bahkan seperti sudah gila, apa yang dia buat dan ciptakan sudah tidak mempertimbangkan baik buruk, sudah menyingkirkan hari nurani, yang penting dalam pikiran yang punya pabrik dan pekerjanya mendapatkan cuan berlimpah, mendapatkan sesuap nasi, mendapatkan secangkir kopi, tidak menimbang apa yang diproduksi adalah menjadi berdampak rusak tatanan dunia olehnya.

Kemudian apa yang harus kita lakukan dalam dunia penuh Dandang di beritakan Kuntul dan Kuntul diberitakan Dandang, jika kita manusi yang hidup alam ini pasti punya budaya leluhur apapun suku kita, budaya leluhur tidak pernah mengajarkan perbuatan tercela, tidak ada ajaran yang mengajarkan pada kita sesuai budaya kita baik suku jawa, sunda, batak, ambon, papua, dayak, bugis, dll untuk berbuat tercela pada orang lain, adakah yang mengajarkan nenek moyang kita untuk berbuat bengis pada sesama, untuk berbuat keji pada sesama, untuk menyakiti sesama, tentu saja tidak ada. 

Kok sekarang jadi bar-bar pada sesama, kok sekarang jadi keji pada sesama, berapa sih harga sebuah kopi, berapasih harga sebuah nasi bungkus, jika dibandingkan dengan budaya leluhur yang apik halus, rukun, tidak culas, tidak brangasan pada sesama.... 

Maka kita introspeksi pada diri kita, ada apa dengan kita, kok menjadi bar bar pada sesama, pada keji ke sama, pasti ada yang tidak beres...atau otak kita sudah dibalik oleh sistem yang di cangkokkan pada pembuluh darah, sehingga darah kita tidak bersih lagi, sudah kotor dan bau busuk.

Maka berdekatlah pada Allah SWT karena Tuhan pasti punya cara untuk membersihkannya yang tidak kita pikirkan sebelumnya, seperti kasus di Polri dan di Pajak Kemenkeu, itu cara Allah SWT membersihkannya.

Mari kita tungu dan tetap sabar. wallahu alam


    


Senin, 19 Juni 2023

WALI SONGO ADALAH INSPIRATOR KEMERDEKAAN INDONESIA

 

    Sangat menarik dan perlu mengkaji lebih lanjut atas keberadaan Walisanga dalam sejarah perkembangan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tentunya dengan berbagai bukti yang ada sampai sekarang menunjukan bahwa para wali penyebar agama Islam di Indonesia itu memang ada dan nyata.

          Bagi pembaca yang lahir di tahun 1970-an ke bawah, maka tidak asing lagi dengan cerita dalam radio transitor single band, Ketoprak Mataraman dalam bahasa Jawa yang kental dengan Kejawaannya dan kental dengan seni dakwah para wali yang digambarkan dalam ketoprak tersebut dengan sebutan Wong Agung, kita memang agak sulit untuk menemukan literasi atau buku yang memang digubah oleh asli orang Indonesia tentang sejarah Mataram Islam, sampai perjanjian Giyanti, memang ada tapi tidak  banyak, dan berhasa Jawa, seperti Babad Tanah Jawa, Babad Giyanti dalam bentuk tembang jawa.

          Semua tentang Babad Tanah Jawa, yang menuangkan jejak langkah para Wali Sanga menginspirasi atas kemerdekaan Indonesia, kenapa demikian? Karena persatuan antar raja-raja tanah jawa itu menyebabkan , penjajah VOC harus mengeluarkan dana, prasarana dan tentara yang tidak sedikit, seperti bagaimana pertempuran yang dikomandoi oleh Pengeran Samber Nyawa membuat penjajah kalang kabut, dan Perlawanan Pangeran Diponegoro 5 (lima) tahun dapat membikin kas VOC tekor, nyaris bangkrut.

          Dari situlah kemudian inspirasi terbentuk dalam kancah perpolitikan Indonesia, untuk saling bersatu padu mengusir penjajah, sampai kepada Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia  17 Agustus 1945.

          Nah alangkah baiknya kita lihat peran para Wali Sango ini seperti apa dan bagaimana cara beliau mendakwahkan ajaran agama Islam, ditengah mallyoritas pemeluk Hindu dan Budha, mari kita lihat :

     1.  Maulana Malik Ibrahim wafat pada tahun 1419 M

Dikenal juga bernama Mahdum Ibrahim al Samarkandy, Syeh Maghribi, masyarakat menyebut Kakek Bantal. Pada masa awal dakwahnya, Maulana Malik Ibrahi memulai kegiatan dengan membuka warung menyediakan kebutuhan pokok masyarakat dengan harga yang murah. Secar khusus Maulana Malik Ibrahim menyediakan diri untuk mengobati masyarakat secar gratis.

Selain keahlian tersebut, Syeh Maghribi juga mengajarkan cara-cara bercocok tanam. Dalam dakwah sosialnya, ia sangat dekat dengan masyarakat bawah-kasta yang disisihkan dalam Hindu. Oleh karenanya, dengan berbagai strategi tersebut, ia sangat disegani dan dicintai oleh masyarakat. r Untuk menyokong gerakannya, Maulana Malik Ibrahim kemudian membangun tempat belajar agama di Leran , Gresik.

2.  Sunan Apel 1401 - 1481 M

    Ampel Denta (Surabaya dan Madura)

Raden  Rahmad dikenal sebagai Sunan Ampel. Yang diidentikan dengan nama tempat di mana ia lama bermukim, yakni di daerah Ampel Denta yang kini menjadi bagian dari Surabaya.

Ampel Denta merupakan daerah yang dihadiahkan oleh Raja Majapahit ke Sunan Apel, yang saat itu masih berupa rawa-rawa. Di tepat inilah Sunan Ampel membangun pondok pesantrennya, yang pada abad ke-15 menjadi pusat pembelajaran Islam Nusantara. Santrinya tidak hanya terdiri dati orang-orang Nusantara, namun juga berasal dari manca negara.

Sunan Apel bermahzab Hanafiah. Akan tetapi, dalam pembelajaran ia hanya menekankan penanaman aqidah dan ibadah secara sederhana. Untuk memberantas penyakit moral masyarakat Sunan memperkenalkan istilah Mo Limo (Moh Main, Moh Ngambek, Moh Ngumbe, Moh maling, Moh madat, Moh madon.Atau seruan untut tidak berjudi, tidak minum-minuman keras, tidak mencuri, tidak mengunakan narko tga dan tidak berzina.

3. Sunan Giri

Sunan Giri semula memiliki nama Raden Paku dan juga Muhammad Ainul Yaqin, juga disebut sebahgai Jaka Samudra, yang dikaitkan dengan pembuangan dirinya ketika masih bayi oleh keluarga Raja Blambangan.

Masa kecilnya dihabiskan dengan nyantri di tempat misannya, Sunan Ampel. Tempat dimana Raden Fatah/Jing Bun (yang kemudian menjadi Sultan I Demak) juga belajar. Kemudian ia berkelana sampai ke Malaka/Malaysia dan Pasai/Samudra Pasai guna menuntut ilmu. Kemudian setelah dirasa  cukup ia mendirikan pesantren di perbukitan Desa Sidomukti, Selatan Gresik. Bukti dalam istilah Jawa disebut dengan "giri" sehingga ia kemudian dijuluki sebagai Sunan Giri.

Pesantrennya selain difungsikan sebagai tempat pendidikan agama, juga dipergunakan secara fungsional sebagai pusat pengembangan masyarakat. Karena kekhawatiran Raja Majapahit, Sunan Giri memiliki potensi pemberontakan, maka kemudian Sunan Giri diberi keleluasan untuk mengatur pemerintahan.  Sehingga pesantren tersebut kemudian juga berfungsi sebagai pusat kekuasaan yang disebut sebagai Giri Kedaton, yang darinya kemudian Kasultanan Demak banyak mengadopsi sistemnya.

Sebagai pemimpin pemerintahan Sunan Giri dikenal dengan sebutan Prabu Satmata, yang menunjukan kelebihannya sebagai penguasa dalam arti fisik, sekaligus memiliki kekuasaan dibidang kerohanian.

Giri Kedaton tumbuh menjadi pusat politik yang penting di Jawa waktu itu. Ketika Raden Fatah melepaskan diri dari Majapahit yang memasuki keruntuhan (sirno ilang kertaning bhumi/1400 M), Sunan Giri kemudian bertindak sebagai penasehat dan panglima militer Kasultanan Demak. Hal ini tercatat dalam Babad Demak. Pada masa-masa berikutnya, Demak tidak lepas dari pengaruh Gri Kedaton. Suanan giri kemudian diakui sebagai mufti, pemimpin tertinggi keagamaan, pemegang rambu-rambu syari’ah se-Tanah Jawa.

Giri Kedaton bertahan hingga 200 tahun, yang salah seorang penerusnya, Pangeran Singosari, dikenal sebagai tokoh yang paling gigih menentang kolusi VOC dan Amangkurat II pada abad ke-18 pada masa inilah setelah kematian Pangeran Singosari pada tahun 1679, Giri Kedaton kemudian surut oleh rongrongan dan gempuran bertubi-tubi kerajaan Mataram yang berkoalisi dengan VOC Belanda.

Dalam keagamaan, Sunan Giri dikenal karena pengetahuannya yang luas dalam ilmu fiqih. Sehingga kemudian ia dikenal dengan sebutan Sultan Abdul Fakih. Ia juga pencipta karya seni yang andal. Permainan anak seperti Jelungan, Jamuran, Lir-Ilir, dan cublak cublak suweng disebut sebagai kreasi seni religius Sunan Giri. Demikian pula gending Asmaradana dan Pucung – kesenian bernuansa Jawa namun syarat dengan subtansi ajaran Islam.

BERSAMBUNG

Minggu, 18 Juni 2023

ARUS ITU DERAS ANAKU

     Ketika layar sudah terkembang pantang diturunkan sebelum sampai ke tujuan, ketika dayung sudah masuk kedalam air, pantang untuk diangkat sampai perahu menuju arah yang akan diinginkan.

    Kita mesti waspada bahwa, arus itu deras dan tidak terlihat dengan jelas, maka teruslah layar terkembang, dayung dikayuh agar arus dapat dijinakkan dan jalan tetap lapang sampai tujuan.

    Kalau hanya arus pasti kau bisa lampaui, tapi arus kadang dibarengi dengan gelombang, badai dan derasnya hujan, tetaplah mendayung anaku, agar tidak terbawa arus dan terbanting oleh gelombang, tetaplah pasang layarmu, agar badai dan hujan tidak menghalangi sampai tujuan.

    Perlu diingat bahwa arus, hujan dan gelombang adalah benda cair, dayung, layar dan perahu adalah benda padat anaku, pakailah benda padat itu untuk menjinakan benda cair, karena tekad yang padat bulat dan utuh dapat mencairkan suasana, walau arus badai dan ombak merajalela, dan perjalanan ini akan sampai tujuan sesuai apa yang kita tekadkan bersama-sama.

    Biarlah arus itu deras, gelombang dan badai itu ganas karena dia sedang menjalankan tugas Illahi, tapi layar tetap terkembang dan dayung tetap dikayuh.




Palangka Raya, Bumi Tambun Bungai

dini hari 03.00 WIB 18 Juni 2023

Cucu-cucu pada mbangunin Mbah untuk tahajud.