Selasa, 28 Agustus 2012

DUNGO DINUNGO (Mari saling mendoakan)

Sebetulnya hal ini akan saya tulis dari bulan Juni 2012 saat tahun ajaran baru sekolah akan dimulai, sampai akhirnya baru kali ini sepenggal Perjalanan akan segera dimulai lagi. 
Dimana sebuah sejarah akan terukir ditengah hiruk pikuk dan gemerlapnya dunia, ternyata detik demi detik waktu sudah mulai berputar, sampai pada titik bahwa keputusan sesungguhnya adalah milikNya.      Apapun usaha yang telah dilakukan, jika memang belum sampai pada waktu yang telah digariskan oleh Nya, yaitu hari ini, jam ini, tanggal ini, bulan ini tahun ini, maka tidak akan terealisasikan apa kehendak kita. Ini bukti bahwwa semua itu adalah dalam genggamanNya, bahkan karena ketidak tahuan dan kebodohan kita sebagai manusia, banyak sekali umpatan atau mengeluh untuk suatu hal yang nyata-nyata sudah ditentukan waktu jam dan tanggal olehNya. 
Sehingga adalah sebuah kenyataan kalau kemudian ada aturan karena manusia adalah mahluk yang lemah untuk wajib bergantung pada sang Khaliq, adalah  harga mati tidak ada tawar menawar. 
Karena tawar menawar itu adalah penjual dan pembeli, maka tawar menawar dalam hal ketaatan kepada sang pencipta itu tidak ada dalam kamus marketing mix sekalipun. Mutlak harus ditaati apapun keputusan dari Nya.  Sehingga dalam tataran keimanan adalah jika keputusan itu jelek menurut kacamata manusia, sesungguhnya itu adalah yang terbaik buat manusia tersebut. 
Idealnya menurut manusia adalah hasil sebuah keputusan seharusnya sesuai dengan kehendak manusia, tapi Tuhan sang Maha Pengatur, bukan manusia yang mengatur, oleh karenanya maka titik terendah dari keimanan adalah sabar. (entar dilanjut)