Rabu, 29 Januari 2014

ONTHEL ITU KOLONIAL


      Jika judul tersebut membuat pembaca atau para onthelis merasa terhenyak maka maksud saya berhasil yaitu menarik perhatian, bagaimana tidak bahwa ternyata sejarah sepeda onthel di Indonesia sesungguhnya berbanding lurus dengan penjajahan di bumi Nusantara, sepeda Gazelle produk Nederland, Hercules produk Inggris, Betavus Dames, Simplek siquid, Norton, Releight, Humber dan masih banyak lagi.
      Tahun pembuatannya pun bersamaan dengan berdirinya VOC di Indonesia, coba cek  Gazelle seperti foto di atas ini punya bulik saya di Kebumen sudah ditawar sama kolektor saya bilang "aja gelem lik" dalam hati  "engko nggo enyong bae" itu perasaan hati mudah2an ada rejeki lagi untuk silaturahmi dan diberikan kesehatan semuanya, nah  kalau begitu boleh dong saya berkesimpulan hasil bumi kita yang di bawa kesono dibalikin jadi sepeda onthel begitulah kira-kira logika orang awam.
       Sebetulnya gambaran ini menjadi penting buat pencinta onthel jangan sampai ada persepsi terbalik bahwa kita akan kembali ke jaman dahulu lagi kemudian berlomba-lomba membumikan keadaan dahulu yang serba terbatas, atau karena kehidupan sudah semakin hedonis, sumpek, ruwet, lelah, capai, runyam, permasalahan bangsa ini tidak beres-beres, saling sikut antar anak bangsa, dan akhirnya menyalahkan demokrasi wah tambah runyam, maka untuk membuat urat-urat syaraf ini kendor fres kembali dalam berpikir onthel adalah sebuah pilihan, ' enak to jamanku' sebuah tulisan di kaos anak saya bergambar seseorang yang sangat terkenal, tapi ada juga balasan dari tulisan itu dari seorang ibu yang sangat terkenal juga tulisannya '......' penyeimbang bukan sebagai kontra terhadap tulisan si bapak di kaos tadi, artinya sesungguhnya kita semua manusia mendambakan hidup yang teratur tenang tanpa hiruk pikuk, berjalan sesuai aturan yang ada, yang salah dihukum, yang benar jangan dicari kesalahannya untuk dihukum, media juga obyektif, aparat juga jangan jadi alat kekuasaan tertentu, inilah yang kemudian membuat menjamur komunitas-komunitas seperti onthel, nanti pasti ada komunitas undur-undur (sebuah binatang kecil hampir langka jalannya mundur, dan hanya hidup di tanah yang lembut membuat lubang seperti galian besarnya sesuai dengan besar tubuh dia), atau komunitas ngapak, bahkan kita buat  Ngapak Merdeka, dalam pewayangan BARLINGMASCAKEB (Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen) yang terkenal dengan Ngapak adalah terwakili oleh Werkudara atau Bima wis pokoke ora usah mbulet hajar, ya rivalnya adalah  JOGLOSEMAR ( Jogjakarta, Solo dan Semarang ) blangkonnya saja beda, senjatane juga beda, kok jadi kesini, nanti deh kita bahas lain waktu.  ternyata ini kan tahun politik 2014.
     Ah masak bodo dengan tahun politik, yang penting onthel jalan terus Kata Einstein,' Hidup ini ibarat bersepeda, agar kita tetap SEIMBANG dan TAK AKAN JATUH tetap lah meng-Gowes", prinsip-prinsip keseimbangan dalam hidup sesungguhnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan t ribuan tahun sebelum Eintein lahir yaitu TAWAZUN, keseimbangan inilah faktor kunci kesuksesan di dunia dan akherat.
     Kembali ke onthel tadi, bahwa ternyata komunitas ini kemudian membuat anggotanya menjadi guyup rukun itu memang benar tapi bolehlah kita berfikir, kira-kira sepeda onthel yang kuno ini dahulu apakah dipakai oleh penjajah untuk membunuh pejuang Indonesia apa tidak ya? jangan tersinggung dulu, artinya jika kemudian dahulu memang iya, sekarang kita gunakan untuk hal yang baik-baik pergi ke masjid, pergi gereja, pergi ke wihara, pergi ke pure, pergi ke klenteng, menggunakan onthel tersebut, pergi ke kantor juga bisa mencari nafkah yang halal,  inilah sesungguhnya Tawazun secara sederhana dalam kepemilikan barang apa sajalah, mobil, motor nanti di akherat pasti ditanyakan kamu punya mercy, hammer, lexus, lamborgini, dipakai untuk apa sih? terus apa jawab kita? roda ban mobil dan tanah yang terinjak pada saat ini bisu, tapi diakherat akan bercerita, lah onthelnya di pakai untuk membuduh Pejuang Indonesia, tapi setelah merdeka onthelnya di pakai untuk ke tempat ibadah....
        Sederhana sekali bukan? bahwa konsep Tawazun yang Rasulallah tanamkan pada umatnya adalah menyeimbangkan segi kehidupan, baik fikriyah/polapikir, jazadiah/jasmani maupun ruhiyah/roh  semua mempunyai hak untuk diseimbangkan dengan aktifitas tertentu, sehingga wajar kalau komunitas onthel itu menjamur karena memang pemenuhan jazadiah olah raga dan kepuasan batin ruhiyah, kemudian akan menyehatkan fikriyah pola berfikir yang benar, begitulah kira-kira. 
         Ternyata tidak sekedar itu saja ketika pemenuhan keseimbangan , masih perlunya kontinyuitas lah yang sebetulnya sangat dominan, wong Rasulallah menegur sahabat yang Dzikir (ruhiyah) terus seharian di Masjid, Rasul juga menegur sahabat yang tidak mau menikah (jazadiah), maka kontinyuitas dan prosentase untuk memenuhi keseimbangan dalam fikriyah, jazadiah dan ruhiah ini menjadikan kita jangan terlalu dominan ngontel tapi tidak sholat, atau sebaliknya dzikir tapi  sakit-sakitan, oleh sebab itu maka diri kita sendirilah yang bisa mengatur prosentase keseimbangan fikriyah jazadiah dan ruhiyah semoga kita menjadi umat Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang selalu menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya.

Wallahu 'alam bishawab


Metro Lampung 29 Januari 2014