Jumat, 21 Februari 2014

"BANTER TAN MBANCANGI DHUWUR TAN NGUNGKULI" DI JAWA UTARA




Kira-kira apa maksud dari judul tersebut boleh dong anda semua menjadi bingung dan merasa bertanya-tanya apakah memang ada Jawa Utara atau ini hanya sekedar akal-akalan agar menarik perhatian pembaca, ternyata kalimat terakhir itu yang benar. bahwa memang dibuat sedemikian rupa agar ketertarikan seseorang tidak hanya pada lawan jenisnya saja…. huss.
Bumi Nusa Antara=Nusantara ini perkembangngannya tidak terlepas dari kolonis yang di buat oleh penjajah waktu itu, lagi-lagi kolonial apa tak ada yang lain ditulis salain kolonial, justru itulah maka tulisan ini lahir juga karena saya orang jawa masih dianggap kolonial oleh saudara kita di belahan pulau lain, oleh sebab itu maka jadilah kolonial yang mencerdaskan masyarakat itu lebih bermartabat daripada kolonial membuat masyarakat sekarat, ngomong-ngomong ada juga yang bukan kolonial tapi membuat rakyat juga lebih sekarat, para koruptor yang belum dipenjara dan masih enak ngupi-ngupi di luar negeri hebatnya masih bisa mengalirkan dana segar ke kocek mereka hmmm nyaman.
Seiring dengan perkembangan Indonesia menjadi indah untuk segera dinikmati ketika jaman kemerdekaan telah tiba, suka cita dimana-mana menandakan babak baru sebuah perhelatan mengelola Negara Indonesia telah dan akan segera dimulai itu kira-kira harapan sebelum merdeka, isilah kemerdekaan ini dengan membangunnya bukan meruntuhkan kembali ke titik nol seperti sebelum merdeka.
“Banter tan mbancangi dhuwur tan ngungkuli” sebuah prinsip hidup orang Jawa sarat makna jika diterapkan mengelola keluarga masyarakat ataupun bangsa akan menjadi kuat tahan banting “semedulur “ tanpa harus mengeluarkan senjata pamungkasnya orang jawa yaitu KERIS.
Coba kita lihat apa yang dikatakan oleh salah seorang Presiden Amerika Abraham Lincoln waktu itu dalam pidatonya kira-kira begini ,” Anda tak dapat memperkuat si lemah dengan melemahkan si kuat, Anda tak dapat menolong si miskin dengan menghancurkan si kaya, Anda tak dapat membantu orang dengan cara mengerjakan sesuatu yang seharusnya dikerjakannya sendiri silahkan sandingkan dengan kaedah jawa tadi sama tak pemaknaanya?
        Maka kemudian menilik prinsip hidup orang jawa Banter tan mbancangi dhuwur tan ngungkuli,  penjajah waktu itu tau benar arti dan makna tersebut maka memindahkanlah orang-orang jawa ke daerah kolonis Trimurjo 4 April 1936 yang sekarang bernama Metro Lampung ( Jawa Utara he he he). Jika demikian indah bukan bahwa konsep hidup Banter yang dalam arti bahasa Indonesianya adalah Kencang, Tan Mbancangi = tapi tak mendahului,
 Dhuwur=tinggi tan Ngungkuli= tidak merasa lebih tinggi atau berusaha membuat orang lain lebih rendah, maka banter tan mbancangi dhuwur tan ngungkuli = seseorang yang memiliki kelebihan keunggulan maka tak perlu menonjolkan memamerkan bahkan sampai unjuk diri pada khalayak bahwa saya punya kelebihan kelebihan yang luarbiasa, artinya hidup itu tak melulu berkisar pada masalah mengunguli atau membuat orang lain lebih rendah tapi bagaimana agar sekeliling kita melihat bahwa kita adalah manusia biasa yang bisa bermanfaat bagi orang lain dengan tidak menonjolkan kelebihan atau menonjolkan kehebatan kedigdayaan kepada orang lain. Ini  adalah merupakan hakekat pemahaman atas titah Rasulallah Muhammad SAW.
     Sepertinya enak sekali jika pada tataran perikehidupan setiap manusia mengetahui tugas dan fungsinya dengan baik, walau salah maka akan cepat bisa untuk segera diperbaiki, kalaulah kehidupan ini hanyalah membuat orang lain menjadi susah, atau membuat orang lain merasa terbebani dengan keberadaan kita, tentunya konsep pengelolaan diri pada diri kita akanlah menjadi hambar jika sekitar kita saja merasa gerah jika kita berada disitu. Bukun mujur tapi hancurlah diri kita dihadapan masyarakat sekitar atau lingkungan dimana kita berada.
    Banter tan mbancangi dhuwur tan ngungkuli adalah kaidah jawa yang membuat diri seorang jawa tidak membebani orang disekitar walau sebagai pendatang atau penduduk transmigran kolonis, tapi bahkan membuar wilayah tersebut menjadi maju makmur gemah ripah loh jinawi, silahkan tengong Metro Lampung masyarakatnya berkembang lebih cepat lebih aman, lebih tertata rapi dan yang paling utama adalah menjadi dhuwur tan ngungkuli putra daerah. wallah alam